×

Memulai Usaha Ternak Ayam Petelur Skala Kecil (100 Ekor)

Memulai Usaha Ternak Ayam Petelur Skala Kecil (100 Ekor)

Usaha Ternak Ayam Petelur – Apakah Anda ingin memulai usaha dengan modal yang terjangkau tetapi memiliki prospek menguntungkan? Salah satu pilihan bisnis yang bisa dicoba adalah beternak ayam petelur dengan jumlah 100 ekor.

Mengapa usaha ini menarik? Pertama, telur ayam merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki nilai gizi tinggi dengan harga relatif terjangkau. Kedua, permintaan pasar terhadap telur selalu tinggi karena digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman, seperti martabak, mie telur, tahu telur, dan banyak lagi.

Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap telur membuat distribusinya cukup luas, mulai dari supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, hingga penjualan secara daring. Oleh karena itu, jika Anda mampu memenuhi permintaan pasar, usaha ini bisa menjadi peluang yang menjanjikan.

Lantas, berapa modal yang diperlukan dan seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh dari ternak ayam petelur skala kecil ini? Simak analisa usaha berikut ini.

1. Prospek Usaha Ternak Ayam Petelur 100 Ekor

Kebutuhan Pasar yang Stabil

Ayam petelur dikenal memiliki produksi telur yang cukup tinggi setiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa produksi telur terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan tingkat konsumsi yang juga mengalami peningkatan karena masyarakat semakin menyadari manfaat gizi dari telur.

Selain itu, populasi ayam petelur terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah peternak yang memulai usaha ini dalam skala kecil. Sebagai contoh, di Sulawesi Selatan, jumlah populasi ayam petelur meningkat dari 1.164.330 ekor pada 2019 menjadi 1.380.507 ekor pada 2020.

Produktivitas Ayam Petelur

Ayam petelur umumnya mulai bertelur pada usia lima bulan dan bisa terus berproduksi hingga usia dua tahun. Satu ekor ayam mampu menghasilkan sekitar 250-280 butir telur per tahun. Dengan demikian, jika Anda memulai usaha dengan 100 ekor ayam petelur, maka produksi telur yang dihasilkan berkisar antara 25.000 hingga 28.000 butir per tahun atau setara dengan sekitar 1.562 kg telur.

Selain dari penjualan telur, Anda juga dapat memperoleh keuntungan tambahan dari ayam yang sudah melewati masa produktif serta dari kotoran ayam yang dapat dijual atau diolah menjadi pupuk organik.

Kemudahan dalam Pemeliharaan

Usaha ternak ayam petelur 100 ekor relatif mudah dilakukan. Anda hanya perlu menyediakan kandang yang nyaman, menjaga kebersihan lingkungan, rutin memberi makan dan minum, serta memastikan ayam tetap sehat dengan pemberian suplemen dan vaksin.

Harga Telur yang Stabil

Harga telur ayam cenderung stabil dan dapat mengalami kenaikan pada momen tertentu, seperti bulan Ramadhan atau menjelang hari raya. Secara umum, harga telur per kilogram berkisar antara

Potensi Keuntungan yang Menjanjikan

Beternak ayam petelur dalam skala kecil tetap bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan. Misalnya, seorang peternak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dengan populasi ayam 1.000 ekor mampu memperoleh pendapatan Rp103.600.850 dalam satu periode (dua tahun). Jika jumlah ternak bertambah menjadi 6.000 ekor, pendapatannya bisa mencapai Rp476.203.250. Dengan demikian, meskipun Anda memulai usaha ini hanya dengan 100 ekor ayam, potensi keuntungannya tetap cukup besar.

Peluang Pemasaran yang Luas

Telur ayam bisa dijual ke berbagai tempat seperti supermarket, pasar tradisional, minimarket, serta toko kelontong. Selain itu, Anda juga bisa bekerja sama dengan pengusaha kuliner yang membutuhkan pasokan telur dalam jumlah besar. Alternatif lain adalah memanfaatkan platform digital untuk menjual telur secara online agar jangkauan pasarnya lebih luas.

Baca Juga :
5 Metode Efektif Melatih Ayam Bangkok Pukulan Mematikan agar Selalu Menang

2. Perhitungan Modal dan Keuntungan

Untuk mengetahui besarnya modal yang dibutuhkan, berikut adalah rincian biaya operasional serta potensi keuntungan yang bisa diperoleh.

Modal Awal

  • Bibit ayam petelur (umur 16 minggu) 100 ekor: Rp5.200.000
  • Pakan selama 1 bulan (360 kg): Rp2.160.000
  • Vaksin dan suplemen: Rp26.000
  • Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, dll.): Rp267.700
  • Kandang ayam battery: Rp3.850.000
  • Biaya operasional lain (listrik, air, dll.): Rp10.800

Total modal yang dibutuhkan: Rp10.136.700

Pendapatan per bulan

  • Penjualan telur (6 kg/hari, Rp13.000/kg): Rp2.340.000
  • Penjualan ayam afkir (5 ekor/bulan, Rp25.000/ekor): Rp125.000
  • Penjualan kotoran ayam (5 karung/hari, Rp5.000/karung): Rp750.000

Total pendapatan bulanan: Rp3.125.000

Keuntungan selama 24 bulan (1 periode usaha): Rp67.023.000

3. Tips Sukses Beternak Ayam Petelur

Untuk memastikan hasil produksi tetap optimal, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Menjaga kebersihan kandang
    • Pastikan alas lantai tidak lembab dan gunakan serbuk kayu atau sekam padi sebagai litter.
    • Bersihkan tempat makan dan minum secara rutin.
  2. Memastikan sirkulasi udara yang baik
    • Kandang harus memiliki ventilasi yang cukup agar suhu tetap stabil dan ayam tetap nyaman.
  3. Pisahkan ayam yang sakit
    • Jika ada ayam yang menunjukkan tanda-tanda penyakit, segera pisahkan dari ayam yang sehat.
  4. Pemberian pakan dan suplemen berkualitas
    • Gunakan pakan berkualitas tinggi dan tambahkan suplemen organik untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
  5. Memilih bibit unggul
    • Pilih bibit ayam petelur yang sehat, tidak cacat, berbulu penuh, serta memiliki berat ideal sekitar 35-45 gram saat DOC.

Kesimpulan

Usaha ternak ayam petelur 100 ekor merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dengan modal relatif kecil. Dengan investasi sekitar Rp10 juta, Anda bisa memperoleh keuntungan hingga Rp67 juta dalam satu periode usaha (24 bulan). Selain dari penjualan telur, keuntungan tambahan juga bisa diperoleh dari ayam afkir dan kotorannya yang dapat dijual sebagai pupuk organik.

Dengan manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang tepat, usaha ini dapat menjadi sumber penghasilan yang stabil dan berkelanjutan. Apakah Anda siap untuk memulai bisnis ternak ayam petelur?

Drh. Ahmad Hidayat adalah seorang ahli peternakan yang lahir pada 15 Maret 1985 di Jakarta, Indonesia. Ia menyelesaikan pendidikan kedokteran hewan di Universitas Gadjah Mada dan dikenal karena kepakarannya dalam bidang kesehatan dan nutrisi hewan, khususnya ayam aduan.

Post Comment