×

Penyakit yang Sering Menyerang Ayam Bangkok dan Cara Pengobatan

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok

Ayam Bangkok dikenal memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan jenis ayam lainnya. Mereka lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan serangan penyakit. Namun, meskipun memiliki kekebalan tubuh yang baik, ayam kampung tetap rentan terhadap berbagai Penyakit Ayam Bangkok, terutama jika kondisi pemeliharaan tidak optimal.

Para peternak sering menghadapi tantangan berupa serangan penyakit yang menyerang ternak mereka. Berikut ini beberapa jenis Penyakit Ayam Bangkok yang sering menyerang ayam kampung, gejala yang muncul, serta cara penanganannya:

Penyakit Tetelo

Newcastle Disease (ND), atau dikenal sebagai Penyakit Tetelo, disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Infeksi ini sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi, menyerang berbagai jenis unggas seperti ayam kampung, broiler, dan Bangkok. Virus ini menyebar dengan cepat melalui udara, konsumsi pakan atau air tercemar, serta kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. Dampaknya yang besar menjadikan Penyakit Ayam Bangkok ini ancaman serius bagi peternakan ayam.

Gejala ayam Bangkok yang terkena tetelo/ND:

  • Jalan sempoyongan atau kehilangan keseimbangan.
  • Nafsu makan menurun drastis.
  • Bulu tampak kusam dan tidak sehat.
  • Disertai pilek dan lendir pada mulut.

Gejala Umum:

  • Bulu kusam dan acak-acakan.
  • Lesu dan malas bergerak.
  • Kematian mendadak, terutama pada kasus yang parah.

Penyebab Utama:

  • Virus Newcastle Disease (Paramyxovirus) yang menyebar melalui udara, pakan, minuman, atau kontak langsung.
  • Sanitasi kandang yang buruk.
  • Ayam tidak divaksinasi sehingga daya tahan tubuh lemah.

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok:

  • Memberikan vaksin secara rutin sebagai langkah pencegahan.
  • Menjaga kebersihan kandang agar bebas dari virus.
  • Memberikan pakan yang berkualitas tinggi dan bergizi.
  • Isolasi ayam yang sakit untuk mencegah penularan.
  • Membakar ayam yang mati karena tetelo agar virus tidak menyebar.

Dengan pencegahan yang baik, seperti vaksinasi dan manajemen kandang yang optimal, risiko penyakit tetelo dapat diminimalkan. Peternak harus waspada terhadap gejala awal untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga :
Cara Mengenali Ayam Saigon Asli Vietnam

Berak Kapur

Penyakit berak kapur, atau dikenal sebagai Pullorum Disease, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Penyakit ini menyerang sistem pencernaan ayam, terutama anak ayam, dan ditandai dengan feses berwarna putih seperti kapur. Jika tidak ditangani dengan cepat, Penyakit Ayam Bangkok ini dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi, terutama pada anak ayam.

Gejala ayam Bangkok yang terkena berak kapur:

  • Feses berwarna hijau atau keputihan.
  • Ayam terlihat lesu dan tidak aktif.
  • Nafsu makan menurun.
  • Kotoran menempel di bulu sekitar anus.
  • Ayam sering mendekat ke sumber panas, seperti lampu penghangat.

Penyebab Penyakit Berak Kapur:

  • Infeksi bakteri Salmonella pullorum yang ditularkan melalui:
    • Telur dari induk yang terinfeksi.
    • Pakan, air minum, atau lingkungan kandang yang tercemar bakteri.
    • Peralatan kandang yang tidak steril.
  • Sanitasi kandang yang buruk, terutama pada kandang yang lembap dan kotor.
  • Anak ayam yang kekurangan nutrisi, sehingga daya tahan tubuh melemah.

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok:

  • Memberikan ramuan herbal seperti rebusan daun pepaya, temu ireng, atau temulawak untuk memperbaiki sistem pencernaan.
  • Menjaga suhu kandang agar tetap hangat dan kering.

Lumpuh pada Ayam

Lumpuh pada ayam adalah kondisi di mana ayam kehilangan kemampuan untuk bergerak normal, terutama pada kaki atau sayap. Penyakit Ayam Bangkok ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekurangan nutrisi, infeksi, hingga cedera fisik. Lumpuh dapat terjadi pada semua jenis ayam, baik ayam kampung, ayam bangkok, maupun ayam petelur atau pedaging.

Penyebab utama lumpuh pada ayam Bangkok:

  • Cedera akibat latihan atau bertarung.
  • Bibit ayam yang kurang berkualitas.
  • Ruang gerak yang terlalu sempit.
  • Kekurangan kalsium dalam pakan.
  • Kondisi cuaca yang ekstrem.

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok:

  1. Pengobatan Herbal:

    • Memberikan air rebusan daun pepaya, temu ireng, atau temulawak untuk membantu menormalkan sistem pencernaan.
    • Memberikan campuran jahe dan kunyit untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
  2. Pengobatan Antibiotik:

    • Gunakan antibiotik seperti Enrofloxacin, Tetracycline, atau Chloramphenicol sesuai dosis yang dianjurkan.
    • Konsultasikan dengan dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat.
  3. Isolasi Ayam Sakit:

    • Segera pisahkan ayam yang terinfeksi dari kawanan ayam sehat untuk mencegah penularan.
    • Bersihkan area sekitar kandang dan desinfeksi dengan cairan pembersih.

Dengan manajemen yang baik dan tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan bergizi, risiko berak kapur dapat diminimalkan. Penanganan dini sangat penting agar Penyakit Ayam Bangkok tidak menyebar ke seluruh populasi ayam

Penyakit Snot

Snot, atau dikenal juga sebagai Infectious Coryza, adalah penyakit pernapasan pada ayam yang disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum. Penyakit Ayam Bangkok ini sangat menular dan sering menyerang ayam dari semua umur, terutama saat pergantian musim atau ketika kondisi lingkungan kandang tidak ideal.

Gejala ayam Bangkok yang terkena snot:

  • Nafsu makan berkurang dan ayam terlihat lemas.
  • Lendir kuning berbau keluar dari hidung.
  • Mata mengeluarkan cairan berbusa.
  • Pembengkakan pada sinus (antara mata dan hidung).
  • Kesulitan bernapas akibat kerak di dalam hidung.

Penyebab Penyakit Snot

  1. Infeksi Bakteri:
    • Penyebab utama adalah bakteri Avibacterium paragallinarum.
  2. Faktor Pendukung:
    • Kondisi kandang yang lembap dan tidak bersih.
    • Perubahan cuaca yang ekstrem, terutama saat pergantian musim.
    • Udara yang tercemar amonia akibat penumpukan kotoran ayam.

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok:

  • Memberikan antibiotik sesuai dosis.
  • Memberikan ramuan herbal seperti jahe, kunyit, dan kencur.
  • Untuk kasus parah, menggunakan obat suntik seperti sifamix.

Dengan pencegahan yang baik, seperti menjaga kebersihan kandang, memberikan vaksinasi rutin, dan memperhatikan kualitas pakan, risiko penyakit snot dapat diminimalkan. Penanganan dini sangat penting untuk mengurangi tingkat penularan dan memastikan kesehatan ayam tetap optimal.

Ngorok

Penyakit ngorok adalah istilah umum yang digunakan peternak untuk menggambarkan gangguan pernapasan pada ayam yang ditandai dengan suara “ngorok” atau bunyi kasar saat ayam bernapas. Penyakit Ayam Bangkok ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau faktor lingkungan, seperti kelembapan tinggi atau kualitas udara yang buruk. Untuk itu, penting bagi peternak untuk memahami gejala dan penyebab penyakit ini agar dapat segera mengambil langkah pencegahan yang tepat. Salah satu penyebab utama penyakit ngorok adalah bakteri Haemophilus paragallinarum, yang juga menyebabkan penyakit Coryza atau snot.

Penyebab utama penyakit ayam bangkok ngorok:

  • Infeksi bakteri Haemophilus paragallinarum.
  • Perubahan cuaca yang mendadak.
  • Kondisi kandang yang lembap dan tidak bersih.

Gejala ayam Bangkok yang terkena ngorok:

  • Hidung mengeluarkan lendir kental, yang awalnya putih lalu menjadi kuning.
  • Sinus membengkak sehingga mata ayam menjadi tertutup.
  • Suara ngorok saat ayam bernapas.
  • Nafsu makan menurun.

Pengobatan Penyakit Ayam Bangkok:

  • Memberikan vaksin secara rutin.
  • Menjaga kebersihan kandang dengan sanitasi rutin.
  • Memastikan kandang memiliki ventilasi yang baik.
  • Memberikan ramuan herbal seperti jahe dan kunyit untuk membantu pernapasan.

Dengan perawatan dan pencegahan yang baik, risiko penyakit ngorok dapat diminimalkan. Selain itu, mereka juga perlu memantau kondisi hewan secara rutin untuk memastikan tidak ada tanda-tanda penyakit yang lebih serius.

Drh. Ahmad Hidayat adalah seorang ahli peternakan yang lahir pada 15 Maret 1985 di Jakarta, Indonesia. Ia menyelesaikan pendidikan kedokteran hewan di Universitas Gadjah Mada dan dikenal karena kepakarannya dalam bidang kesehatan dan nutrisi hewan, khususnya ayam aduan.

Post Comment